SENSASIONAL! Itu rasanya pas untuk menggambarkan kompetisi Piala FA musim ini. Rumah bergulatan sepakbola tertua ini biasanya didominasi klub-klub Premier League. Justru di tengah banyaknya klub elit dan mewah di Inggris, kini para kurcaci pamer aksi. Syair-syair sensasional mereka nyanyikan dan gemanya cukup mengagetkan dunia.
Barnsley membuat sensasi terbesar. Klub Divisi I (Championship) ini mendapat julukan baru Pembantai Raksasa. Sebab, mereka menyingkirkan dua klub besar, Liverpool dan Chelsea. Cardiff City pun ikut membuat sensasi. Klub asal Wales ini juga merobohkan klub Premier League, Middlesbrough, di perempat final.
Dalam undian Piala FA yang dilakukan Senin (10/3), Barnsely akan bertemu Cardiff City. Sedangkan Portsmouth akan melawan West Bromwich Albion. Partai semifinal akan digelar pada 5 dan 5 April di Stadion New Wembley.
Komposisi semifinal itu sendiri sudah merupakan sensasi besar. Jarang semifinal Piala FA justru didominasi klub Divisi I. Kini, Portsmouth akan menjadi satu-satunya klub Premier League sebagai semifinalis.
Sedikit banyak, Portsmouth juga telah membuat sensasi. Klub ini nyaris selalu kesulitan membuat prestasi di kompetisi tertua di dunia itu. Jangankan juara, masuk semifinal saja sudah sangat jarang. Satu-satunya gelar yang pernah mereka raih terjadi pada 1939.
Dan, sensasi-sensasi lain masih akan dinyanyikan para semifinalis itu. Ini akan menjadi Piala FA pertama yang dijuarai di luar big four - Liverpool, Arsenal, Manchester United dan Chelsea - sejak Everton menjuarainya pada 1995.
Hal baru lainnya, Piala FA kali ini akan menyuguhkan partai final pertama kalinya yang tak melibatkan big four tersebut, sejak final antara Tottenham Hotspur lawan Notthingham Forest pada 1991. Saat itu, Tottenham memenangkan final dengan skor 2-1.
Masih ada nomor lagu sensasional lain yang siap dinyanyikan. Jika Portsmouth gagal menjadi juara, maka sang juara adalah klub di luar Premier League. Itu artinya yang pertama kalinya sejak West Ham (waktu itu di Divisi I) mengalahkan Arsenal (saat itu klub Premiership) 1-0 di final 1980.
Tak kalah serunya lagu sensasional yang akan berdendang, jika Cardiff juara. Cardiff terakhir juara pada 1927. Jika kali ini juara lagi, maka mereka tak bisa tampil di kompetisi Eropa seperti sang juara lainnya. Cardiff tak bisa menjadi wakil Inggris di Piala UEFA, karena berasal dari Wales. UEFA sudah membuat aturan, klub Wales yang tampil di kompetisi Inggris tak boleh mewakili negeri itu di kompetisi Eropa.
Siapakah yang bakal juara? Ah, itu pertanyaan yang sensasional pula. Sebab, dengan kasus kemenangan Barnsley dan Cardiff, rasanya tak ada yang terjamin. Portsmouth yang dari Premier League, juga tak serta-merta menjadi favorit.
Pelatih Barnsley, Simon Davey mengatakan, semua semifinalis punya peluang yang sama. "Semua tim yakin bisa lolos ke final dan juara. Barnsley bertemu Cardiff yang sama-sama dari Divisi Championship. Kami sama-sama berpikir punya peluang besar untuk ke final," jelasnya.
"Kami sudah tahu banyak tentang Cardiff. Begitu juga Cardiff sudah tahu banyak tentang kami. Maka, pertemuan kami akan menjadi partai menarik dan menghibur. Jika lolos ke final, kami tak mempersoalkan akan bertemu West Bromwich atau Portsmouth. Tak ada yang perlu kami takutkan, karena kami sudah membuktikan mampu menumbangkan klub sebesar Liverpool dan Chelsea," tambahnya.
West Bromwich yang bertemu Portsmouth juga tak takut. Bagi mereka, siapa pun lawannya tak menjadi soal. Langkah sudah ke semifinal dan mereka kini tinggal punya satu target: juara.
"Harry Redknapp sukses membangun Portsmouth sebagai tim yang baik dan punya permainan yang bagus pula. Tapi, kami tak perlu mengkhawatirkan hal itu. Kami mengakui kekuatan mereka, tapi kami juga sedang dalam jalur yang baik untuk menantang mereka," kata manajer West Bromwich, Tony Mowbray.
Portsmouth pun punya keyakinan yang sangat tinggi. Apalagi, mereka sudah mampu menaklukkan raksasa lainnya, Manchester United. Meski kemenangan mereka di perempat final diwarnai keputusan kontroversial saat wasit Martin Atkinson memberi hadiah penalti, tapi Portsmouth telah menunjukkan diri mampu menghadapi klub mana pun.
"Setelah kami mengalahkan Manchester United, kini tak ada lagi yang perlu kami takutkan," kata Ketua Eksekutif Portsmouth, Peter Storrie.
Rasanya, semifinal Piala FA nanti bakal ramai dan menarik. Meski tak ada klub besar yang tampil, sensasi yang dibuat para semifinalis cukup menyuguhkan nyanyian-nyanyian sensasional yang indah di rumah pertarungan sepakbola tertua di dunia ini. (Hery Prasetyo)