Seperti godam memukul jantung. Sepertinya demikian yang dirasakan rakyat Jerman, begitu timnya dikalahkan Spanyol 0-1 di final Euro 2008. Terasa sekali pukulan berat itu dalam kekecewaan dan kepedihan mereka. Seharian penuh mereka menyiapkan pesta dan berkumpul di tempat-tempat umum untuk memberikan dukungan meski lewat layar lebar, tapi harus berakhir dengan kekalahan.
"Bagaimana bisa saya mengungkapkan perasaan ini? Kami kalah di partai final. Tapi, setidaknya kami masih runner-up. Pemain terbaik kedua di Eropa," kata Yves, 24 tahun, saat dia meninggalkan Fans Mile, tempat berkumpulnya 600.000 di tengah Kota Berlin.
"Jerman sebenarnya bisa memanfaatkan beberapa peluang yang dimiliki. Dan, gol gol Spanyol lebih karena kesalahan pertahanan kami. tak apalah, setidaknya kami di urutan kedua," kata Fred yang merasa terpukul oleh kekalahan itu, tapi menatap masa depan Jerman lebih baik.
"Kami harus pulang karena besok harus bangun ppagi-pagi. Jika Jerman menang, kami akan melanjutkan pesta dan tidak bekerja keesokan harinya," tambahnya.
"(Pada 2006) kami urutan ketiga di Piala Dunia. Sekarang berada di urutan kedua di Piala Eropa. Di kompetisi selanjutnya kami bisa juara Piala Dunia," ujarnya lagi.
Sejak siang, Berlin memang sudah penuh manusia. Terutama di Gerbang Blandenburg. Bendera Jerman dikibarkan dan hampir semua suporter mengenakan seragam kebanggan Jerman berwarna hitam, merah, dan emas. Mereka sangat antusias dan yakin Jerman akan menang, setelah hasil poling Bild am Sonntag mengunggulkan Jerman. Bahkan, produsen mobil Daimler, Volkswagen, dan Audi menghentikan produksinya selama pertandingan. Maka, sejak sebelum pertandingan berlangsung, mereka suudah teriak, "Deutschland! Deutschland!”
Ternyata, keyakinan mereka keliru. Pukulan berat sudah mereka rasakan kala Fernando Torres membobol gawang Jens Lehamann di menit ke-33. Dan, gol itu yang menentukan kegagalan Jerman.
"Kami bermain jelek. Itu saja. Spanyol bermain lebih bagus dan pertahanan kami payah," kata Marwan, suporter berumur 41 tahun yang wajahnya dicat bendera Jerman.
Para suporter yang tadinya siap berpesta di pusat-pusat kota, akhirnya harus pulang dengan wajah lesu dan hati pedih. Dan, kepedihan memang meluas di seantero Jerman. Bahkan, Kanselir Jerman Angela Merkel yang menyaksikan langsung pertandingan itu, tak bisa menyembunyikan kesedihannya. (AP/HPR)
source