Rahasia Keberhasilan Jerman


Lewat pertandingan dramatis dan menegangkan, Jerman akhirnya lolos ke final Piala Eropa 2008 setelah mengalahkan Turki 3-2. Jerman yang sempat tertinggal dan berada tekanan pemain Turki, secara perlahan mampu membalikkan keadaan dan akhirnya lolos ke final Piala Eropa 2008.

Salah satu kunci keberhasilan Jerman melawati dari partai neraka di Stadion St Jakob Park Basel Park itu, menurut mantan pelatim tim Panser Juergen Klinsmann, adalah strategi yang diracik oleh pelatih Jerman saat ini Joachim Loew. Loew, kata Klinsmann, sangat jeli melihat kelemahan timnya setelah dikalahkan Kroasia dan kurang meyakinkan saat mengalahkan Austria.

Pola 4-4-2 warisan Klinsmann dengan berani diubah Loew ketika bertemu Portugal di perempat final. Mario Gomez dicopot, Miroslav Klose dibiarkan sendirian menjadi ujung tombak. Sebagai pengganti Gomez, Loew memainkan gelandang energik Bastian Schweinsteiger. Schweinsteiger dan Podolski berdiri sebagai gelandang menyerang di belakang Klose. Hasilnya, serangan Jerman lebih dinamis dan lini tengah pun menjadi lebih seimbang. Loew juga tidak menutup telinga yang mengkritik lini pertahanan. Dia akhirnya memainkan Arne Friedrich menjadi bek kanan dan menggeser Philip Lahm ke sebelah kiri.

Klinsmann memuji inovasi dan strategi yang dilakukan oleh mantan asistennya itu. "Aku tidak pernah menganggap dia (Joachim Loew) sekadar asisten pelatih, dia lebih dari itu," ujar Klinsmann yang akan menangani Bayern Muenchen mulai musim ini.

Ketika berhadapan dengan Turki, kolaborasi Schweinsteiger dan Podolski kembali menjadi kunci kemenangan. Di saat Michael Ballack, Miroslav Klose, dan Simon Rolfes tampil gugup, kedua pemain Bayern Muenchen ini menjadi inspirator dan pemicu kebangkitan tim Panser. Peran Philip Lahm juga tidak boleh dilupakan dalam pertandingan malam itu. Walau membuat kesalahan yang melahirkan gol kedua Turki, bek kiri Bayern Muenchen itu membalasnya lewat gol cantik di menit-menit akhir.

Tentu saja rahasia keberhasilan Jerman yang adalah staying power (kekuatan yang tidak ada habisnya). Jerman bukan Swiss, bukan Republik Ceko, atau Kroasia yang tak mampu mempertahankan keunggulannya ketika berhadapan dengan Turki. Staying power inilah yang kemudian mampu membuat Jerman lepas dari tekanan pemain Turki hingga akhirnya berbalik unggul.

Jerman masih punya rahasia kekuatan lainnya? Menggilanya penampilan Schweinsteiger tidak lepas dari sentuhan Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel pernah secara langsung menasihati Schweinsteiger sebelum pertandingan melawan Portugal. Kehadiran Merkel yang tidak canggung untuk bersorak memberikan dukungan adalah api yang membakar semangat seluruh pemain tim Panser. (ROY)
source

Template by : kendhin x-template.blogspot.com