Julukan "Herr Fast" alias "Mr. Almost" seperti tak mau pergi dari Michael Ballack. Gelandang berusia 31 tahun itu selalu ketiban apes di partai final. Walhasil, ia hanya mendapatkan medali perak dalam laga puncak. Maka genaplah julukan itu, "Tuan yang Hampir Menang".
Masih hangat dalam ingatan kita bagaimana pedihnya perasaan Ballack saat menelan kekalahan di Liga Champions, Mei lalu. The Blues kalah 7-6 dalam duel adu penalti lawan Manchester United setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Sebelumnya, Ballack juga harus menerima kenyataan menjadi nomor dua di Liga Inggris menyusul kegagalan Chelsea menyalip kekuatan MU. Di partai terakhir, Chelsea harus menang lawan Bolton Wanderers dan menunggu MU kalah dari Wigan Athletics. Nyatanya, The Blues yang waktu itu dilatih oleh Avram Grant justru ditahan imbang 1-1, sementara MU menang 2-0. MU pun meraih gelar Liga Primer ke-10 bersama pelatihnya Sir Alex Ferguson.
Trauma kekalahan sudah membayangi Ballack sejak tahun 2002. Saat masih mengenakan kaus Bayer Leverkusen, Ballack dan timnya menyerah 1-2 dari Real Madrid di final. Ia harus menyerahkan gelar juara itu ke tangan Iker Casillas, kiper Spanyol yang kini juga mengalahkannya.
Di Piala Dunia 2002, Ballack juga mewakili Jerman selama putaran final di Korea-Jepang. Jerman akhirnya menjadi runner-up setelah kalah dari Brasil di partai puncak. Ballack tak ikut di pertandingan itu karena terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Namun, lagi-lagi dia harus rela menerima medali perak.
Minggu (29/6) waktu Vienna, Ballack kembali harus menelan pil pahit dengan menjadi peringkat kedua. Tim Panser yang tampil menawan di pertandingan pertama lawan Polandia menyerah di tangan Spanyol berkat gol tunggal Fernando Torres di menit ke-32.
Ballack tadinya sempat dikhawatirkan tidak dapat memperkuat timnya akibat cedera saat latihan. Namun, pelatih Joachim Loew tetap memaksanya main 90 menit penuh. Sang kapten bahkan tak dapat berbuat apa-apa dan justru sering terlibat dalam bentrok antarpemain. Ia pun mendapat hadiah kartu kuning karena melanggar Cesc Fabregas di menit ke-42.
"Sangat menyedihkan jika kalah ketika seseorang telah berjalan sejauh ini. Semua tim berjuang keras. Turnamen ini menjadi laga akhir musim ini dan perjuangan fisik begitu ketat," kata mantan pemain Bayern Munich tersebut.
Kiprah Ballack di timnas sebetulnya tidak buruk. Ia sudah 87 kali mengemban tugas bagi negara dan mencetak 38 gol bagi Dier Mannschaff. Di Piala Eropa, Ballack selalu turun ke dalam tim sejak 2000.
Musim lalu ia harus menjalani perawatan selama delapan bulan akibat cedera engkel berkepanjangan. Ia juga kehilangan sepuluh pertandingan Jerman menjelang Euro 2008. Kesialan masih belum mau menyingkir dari Ballack. (AP/LHW)
source