Luis Aragones sangat percaya dengan kekuatan tim utamanya yang terus meraih kemenangan. Karena itu, pelatih tim nasional Spanyol tersebut akan mempertahankan the winning team-nya saat La Furia Roja melawan Rusia di semifinal Piala Eropa 2008, Jumat (27/6) dini hari WIB di Ernst Happel Stadion.
Sejauh ini, Spanyol telah memenangkan sembilan pertandingan secara beruntun--menyamai rekor terbaiknya--, termasuk ketika menyisihkan Italia di perempat final lewat adu penalti. Karena itu, pelatih yang akan membesut Fenerbahce usai turnamen tersebut menegaskan dia takkan mengubah susunan pemain atau pun taktiknya.
Aragones mengakui, Rusia bakal memberikan banyak kesulitan kepada Spanyol. Apalagi, tim "Beruang Merah" itu menunjukkan performa sangat memukau ketika melumat Belanda di perempat final dengan skor 3-1. Namun, hal itu tidak akan menggoyahkan pendiriannya.
"Tidak, kami takkan melakukan perubahan. Kondisi fisik merupakan kualias terbaik mereka, namun kami juga memilikinya. Yang kami butuhkan saat ini adalah bagaimana bekerja dengan baik. Saya yakin, fisik mereka memang lebih baik dari kami ataupun tim lain di kompetisi ini, tapi kami harus bisa mencari dan memanfaatkan kelemahan mereka," ujar Aragones, Rabu (25/6).
"Namun, tak ada yang menyangkal jika mereka lebih fit dan kuat karena para pemain Rusia hanya sedikit memainkan pertandingan di kompetisi lokalnya. Tetapi, kami juga punya inteligensi yang cukup untuk memaksimalkan setiap keuntungan dari kesalahan mereka," tegasnya.
Memang, sepanjang perhelatan turnamen ini, Aragones sudah melakukan percobaan dan hasilnya sangat menjanjikan. Bahkan pada pertandingan terakhir ketika dia mengistirahatkan beberapa pemain inti, Spanyol tetap meraih poin penuh. Ini yang membuat sang pelatih optimistis dengan kekuatan timnya.
Aragones juga mengakui, Rusia telah berubah drastis setelah dipecundangi 1-4 pada laga perdana penyisihan Grup D, karena tim besutan Guus Hiddink tersebut bermain lebih agresif. Namun itu justru menjadi sebuah keuntungan bagi Spanyol.
"Dibandingkan Italia, Rusia bermain lebih terbuka. Tapi itu justru menjadi lebih baik bagi kami. Hanya saja, pemain-pemain mereka sangat cepat. Karena itu, tak ada yang bisa kami lakukan selain berusaha menahan mereka," jelas pelatih berusia 69 tahun itu yang menambahkan, karena sudah menjejakkan kaki di semifinal, maka Spanyol harus menang untuk melangkah ke partai puncak dan menjadi juara seperti yang diperoleh tahun 1964. (AP/LOU)
source