Warga Jerman keturunan Turki tak terlalu kecewa, ketika Jerman mengalahkan Turki 3-2 di semifinal Euro 2008. Toh, setelah Turki gagal, mereka masih bisa mendukung Jerman di final nanti.
Jerman sempat terbelah saat timnas mereka menghadapi Turki di semifinal Euro 2008. Ketagangan juga meningkat, karena warga Jerman keturunan Turki dan warga Jerman asli turun ke jalan-jalan untuk mendukung timnya lewat televisi. Namun, begitu Jerman menang 3-2, kerusuhan yang dikhawatirkan ternyata tak terjadi.
Hanya sempat ada saling ejek antara warga keturunan Turki dan warga Jerman asli. Polisi juga hanya menangkap 13 orang yang dinilai provokatif.
Warga Turki yang tinggal di Jerman sebanyak 3,4 juta. Mereka terseber di berbagai kota. Pada semifinal itu, mereka turun ke jalan dan memenuhi bar. Demikian juga warga Jerman asli. Bahkan, mereka berbaur untuk menonton bareng lewat telivisi di bar-bar yang sama.
"Tentu saja, kekalahan itu membuat warga Turki di Jerman kecewa. Namun, kami masih bisa menikmati pertandingan dan Minggu nanti kami akan mendukung Jerman di final," jelas Harry Memmer, keturunan Turki yang tinggal di Berlin.
"Benar, kami sangat kecewa atas kekalahan Turki. Tapi, di final nanti, kami masih punya tim idola dan akan mendukung Jerman," kata Guerkan, pemuda berumur 26 tahun yang tinggal di kantong keturunan Turki di Distrik Kreuzberg, Berlin.
Ratusan ribu warga keturunan Turki di berbagai kota di Jerman memang sangat antusias mendukung timnya. Itu yang membuat polisi Jerman kewalahan dan khawatir, sebab warga Jerman asli juga melakukan hal sama. Yang lebih mengkhawatirkan, mereka berbaur bersama. Jika saja Jerman kalah, persoalannya akan lain. Polisi takut kalau warga Jerman akan melampiaskan kekecewaannya dengan menyerang warga keturunan Turki.
Nyatanya, Turki yang kalah dan semua berakhir aman-aman saja. "Jika dilihat dari jumlah warga yang turun ke jalan, tak ada insiden yang berarti. Hanya ada saling ejek dan kami hanya menangkap 13 orang. Kami bahagia tak ada kerusuhan berarti," jelas juru bicara polisi Berlin, Claudia Frank.
"Sebenarnya, bagi kami tak masalah siapa yang menang. Toh, kami sama-sama berhak mendukungnya. Suasana meriah tetap akan berlangsung sampai final, karena Jerman berada di dalamnya," kata pemuda 22 tahun keturunan Turki, Carmen. (AP/HPR)
source